Rawan Sekeping Hati

Hari ini aku melihat
Orang kita berbusa mutiara
Hidup jauh dari hanyir lumpur

Pucuk kita kian mengawan 
Akar diri semakin jauh ditinggalkan
Maka kembara ini bagai rampai
Yang hilang wanginya.

Hari ini air mata menitis
Menyaksikan tunjang kita bergoyang
Dan warisan kita sendiri
Bangga membacakan talqinnya
Pada 'jenazah' yang masih hidup...

Siapa peduli lagi 
Suara keramat pernah menjadi azimat
Biarlah ia tersungkur dan mati
Layaknya diawet pada muzium citra cuma.

Jika ia ditakdirkan mati
Bukan Tuhan yang tidak simpati
Tapi kita lah yang terlalu rapuh
Kerana kita 
Adalah bangsa yang mudah lupa...

TAJUDDIN SAMAN
Putrajaya
1. 3. 03.